Modus, Aspek, Kala, Modalitas, Fokus beserta contohnya dalam bahasa Makassar
Modus, Aspek, Kala, Modalitas, Fokus beserta contohnya dalam bahasa Makassar
A.
MODUS
Modus adalah pengungkapan atau penggambaran
suasana psikologis perbuatan menrut tafsiran si pembicara atau si pembicara
tentng apa yang diiucapkannya. Dalam beberapa bahasa tertentu,terutama
bahasa-bahasa fleksi,modus dinyatakan dalam bentuk morfemis,tetapi dalam bahasa
lain ada juga yang secara leksikal.
Ada beberapa macam modus,
antara lain:
(1)
modus indikatif atau modus deklaratif, yaitu
modus yang menunjukkan sikap objektif atau netral;
contoh
a.
Allah adalah tuhan yang Maha Esa
( karaeng allah taala iamiantu karaeng sekre-sekrea)
b.
Setiap hari minggu semua siswa
libur
( sampan allo minggu libur ngaseni anjo siswaia)
(2)
modus optatif, yaitu modus yang menunjukkan
harapan atau keinginan;
contoh
a.
saya ingin pergi (eroka
aklampa)
b.
semoga besok aku tidak
terlamabat ke kampus ( semoga muko tena kutalambak mange ri kampusku)
(3)
modus imperatif, yaitu modus yang menyatakan
perintah, larangan, atau tengahan;
contoh
a.
jangan menagis (teaki
anggarruki)
b.
pergilah makan ( maeki
anggangre)
(4)modus
interogatif, yaitu modus yang menyatakan pertanyaan;
Contoh
a.
siapa kamu?( inaeki tuka?)
b.
dimana Lia sekarang ?( tamaemi
lia kamma-kammaia anne)
(4)
modus obligatif, yaitu modus yang menyatakan
keharusan;
contoh:
a.
berpuasa pada bulan ramadhan(
akpuasa punna bulan ramadhan)
b.
sayangi orang tuamu( kamaenagi
tau toanu)
(5)
modus desideratif, yaitu modus yang menyatakan
keinginan atau kemauan; dan
contoh
a.
saya ingin pergi (eroka
aklampa)
b.
aku ingin minum( eroka
angginung)
(6)
modus kondisional, yaitu modus yang menyatakan
persyaratan.
Conoh
a.aku akan membantumu asalkan kamu membelika aku makanan ( ku baliki assalak nu balliangan
kangre-kangreang)
b. berbaktilah kepada orang tua jika kamu ingin selamat di akhirat
( pinawangi apa na keroki tau toanu punna eroko salama ri akhera)
B.
ASPEK
Aspek adalah cara untuk memandang pembentukan waktu secara internal di dalam
suatu situasi, keadaan, kejadian, atau proses. Dalam berbagai bahasa aspek
merupakan kategori
gramatikal karena dinyatakan secara morfemis. Dalam
bahasaIndonesia aspek dinyatakan
tidak secara morfemis melainkan dengan berbagai cara dan alat leksikal. Dalam
bahasa Indonesia aspek juga ada yang sudah dinyatakan
secara inhern oleh tipe verbanya.
Berbagai macam aspek dari
berbagai bahasa, antara lain:
(1)
aspek kontinuatif, yaitu yang menyatakan
perbuatan terus berlangsung;
Contoh
a.
Ima pergi mengaji setiap hari ( allo-allo Ima tulu mange anggaji)
b.
Dias sealau pergi ke kampus (
tulu mangei ankampus I dias)
(2)
aspek inseptif, yaitu yang menyatakan
peristiwa atau kejadian yang baru mulai;
contoh
a.
Ika menangis ( anggarruki ika)
b.
Ibu sedang sholat (
assambayangi ammakku)
(3)
aspek progresif, yaitu aspek yang menyatakan
perbuatan sedang berlangsung;
contoh
a.
ibuku sedang pergi kepasar( angei akpasarak ammaku)
b.
ana sedang menulis (
annulisiski I ana)
(4)
aspek repetitif, yaitu yang menyatakan
perbuatan itu terjadi berulang-ulang;
contoh
a. tuti selalu memukul ina setiap hari ( allo-allona ina tulu ni
bakji ri tuti)
b. dila selalu shalat ( tulu assambayangi dila )
(5)
aspek perefektif, yaitu yang menyatakan
perbuatan sudah selesai;
contoh
a.
semua sudah selesai kemarin (
lekbakni sikarue)
b.
aku sudah menulusnya ( lekbakmi
ku tulisi)
(6)
aspek imperfektif, yaitu yang menyatakan
perbuatan berlangsung sebentar;
contoh
a.
dina bermain di mall(
akkare-karenai dina ri mall ka)
b.
anna pergi ke kampus tadi pagi
( mangei anna ri kampusna sumpadeng ri barikbasaka)
(7)
aspek sesatif, yaitu yang menyatakan
perbuatan berakhir.
Contoh
a.
tina telah meminta maaf (
leknakmi tina akpalak popporok)
b.
ami sudah memangkan perlombahan
itu( ammatai ami ri paklombangan)
C.
KALA
Kala atau tenses
adalah informasi dalam kalimat yang menyatakan waktu terjadinya
perbuatan, kejadian, tindakan, atau pengalaman yang disebutkan di dalam
predikat. Kala ini lazimnya menyatakan waktu sekarang,
sudah lampau, dan akan datang.
Contoh
a.
sudah terjadi kecelakaan ( niak
lekbak aksilappo)
b.
saya sudah pergi ke Toraja (
lekbakma aklampa ri Toraja)
D.
MODALITAS
Modalitas
adalah keterangan dalam kalimat yang menyatakan
sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, yaitu mengenai perbuatan,
keadaan, dan peristiwa; atau juga sikap terhadap lawan bicaranya. Sikap ini
dapat berupa pernyataan kemungkinan, keinginan, atau juga keizinan.
Dalam kepustakaan linguistik dikenal adanya
beberapa jenis modalitas; antara lain
(1) modalitas
intensional, yaitu
modalitas yang menyatakan keinginan, harapan, permintaan, atau juga ajakan;
Contoh
a. aku ingin membeli mobil ( eroka ammali oto)
b. aku ingin pergi ke pasar ( eroka mange
akpasarak)
(2) modalitas
epistemik, yaitu
modalitas yang menyatakan kemungkinan, kepastian, dan keharusan;
contoh
a. insya allah dia datang ( insya allah battu
ji)
b. dia pasti datang (battu itu joka)
(3) modalitas
deontik, yaitu
modalitas yang menyatakan keizinan atau keperkeaan;
contoh
a. pergilah jika kamu mau ( aklampa maki punna
eroki)
b. aku mengizinkanmu untuk pergi ( ku ekbieng
jaki aklampa)
(4) modalitas diamik, yaitu modalitas yang menyatakan kemampuan.
Contoh
a. aku bisa membantumu ( akkulea ambaliki)
b. aku akan mengankatnya ( inakke pa anggerangi)
E. FOKUS
Fokus adalah unsur yang menonjolkan bagian kalimat
sehingga perhatian pendengar atau pembaca tertuju pada bagian itu.
Contoh
a. Dg pasang menankap kambingku (Na jakkalaki
dg.pasang bembeku.)
b. Ibuku memarahiku ( nakallarroia ammaku)
Komentar
Posting Komentar