TUGAS 6 Alat Ucap Pada Manusia (NURFADILAH) (1955041029) (MAKASSAR)
PENGANTAR LINGUISTIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
NAMA
: NURFADILAH
NIM : 1955041029
PRODI : PBSD B
v Alat Ucap Pada
Manusia
Proses Terjadinya Bunyi Dan Alat Ucap
Seperti yang sudah
disebutkan, bahwa fonetik (artikulatoris) mengkaji cara membentuk bunyi-bunyi
bahasa. Adapun sumber kakuatan utama untuk membentuk bunyi bahasa yaitu udara
yang keluar dari paru-paru. Udara tersebut dihisap ke dalam paru-paru, kemudian
dikeluarkan ketika bernafas. Ketika udara keluar dari paru-paru melalui
tenggorokan, ada yang mendapat hambatan ada yang tidak mendapat hambatan.
Proses membentuk dan
mengucapkan bunyi berlangsung dalam suatu kontinuum. Menurut
analisis bunyi fungsional, arus bunyi yang kontinuum tersebut bisa
dikategorisasikan berdasarkan segmen tertentu. Walaupun demikian, ada pula bunyi
yang tidak dapat dikategorisasikan menjadi segmen-segmen tertentu yang disebut
bunyi suprasegmental. Oleh sebab itu, bunyi
bahasa dapat dibagi menjadi :
1. Bunyi
segmental dan
2. Bunyi
suprasegmental.
Proses terbentuknya
bunyi bahasa secara garis besarnya terbagi atas 4 macam, yakni:
1. Proses
keluarnya bunyi dari paru-paru,
2. Proses
fonasi, yaitu lewatnya bunyi dalam tenggorokan,
3. Proses
artikulasi yaitu proses terbentuknya bunyi oleh artikulator dan,
4. Proses
oro-nasal, proses keluarnya bunyi melalui mulut atau hidung (ladefoged, 1973:
2-3).
Terjadinya Bunyi:
1. Sumber
energi utama terjadinya bunyi bunyi bahasa adalah adanya udara dari paru-paru.
2. Udara
dihirup ke dalam paru-paru kemudian dihembuskan keluar bersama-sama waktu
sedang bernapas.
3. Udara
yang dihembuskan (atau dihirup untuk sebagaian kecil bunyi bahasa) mendapat
hambatan di berbagai tempat alat-alat bicara dengan berbagai cara sehingga
terjadi bunyi bahasa.
4. Tempat
atau alat bicara yang dilewati diantaranya batang tenggorok,
pangkal tenggorok, kerongkongan, rongga mulut, rongga hidung.
5. Pada
waktu udara mengalir keluar pita suara harus
dalam keadaan terbuka.
6. Jika
udara tidak mengalami hambatan pada alat bicara, bunyi bahasa tidak akan
terjadi.
7. Syarat
terjadinya bunyi bahasa secara garis besar.
Alat
ucap :
1. Paru-paru
(lungs)
2. Batang
tenggorok (trachea)
3. Pangkal
tenggorok (larynx)
4. Pita-pita
suara (vocal cords)
5. Krikoid
(cricoid)
6. Tiroid
(thyroid/lekum)
7. Aritenoid
(arythenoids)
8. Dinding
rongga kerongkongan (wall of pharynx)
9. Epiglotis
(epiglottis)
10. Akar
lidah (root of the tongue)
11. Punggung
lidah/ pangkal lidah (dorsum)
12. Tengah
lidah (medium)
13. Daun
lidah (lamina)
14. Ujung
lidah (apex)
15. Anak
tekak (uvula)
16. Langit-langit
lunak (velum)
17. Langit-langit
keras (palatum)
18. Gusi
dalam/ ceruk gigi (alveolae)
19. Gigi
atas (denta)
20. Gigi
bawah (denta)
21. Bibir
atas (labia)
22. Bibir
bawah (labia)
23. Mulut
24. Rongga
mulut (oral cavity)
25. Rongga
hidung (nasal cavity)
·
Paru-paru (Lungs)
Paru-paru
berfungsi untuk bernafas. Bernafas terdiri atas dua proses, yakni: (1) Proses
menghisap udara ke paru-paru, yang berupa oksigen (O2); dan (2) Proses
mengeluarkan udara dari paru-paru, yang berupa karbondioksida (CO2).
Selama
hidup, manusia senantiasa menghisap dan mengeluarkan uadara. Dengan demikian,
paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan udara yang menjadi sumber terbentuk
bunyi bahasa (Pike, 1974).
·
Pangkal Tenggorokan (Larynx)
Pangkal
tenggorokan adalah rongga di ujung saluran pernapasan. Pangkal tenggorokan ini
terdiri atas empat komponen, yakni: (1) tulang rawan krikoid, (2) tulang rawan
Aritenoid, (3) sepasang pita suara, dan (4) tulang rawan tiroid (Malmberg,
1963:22).
Tenggorokan
(larynx), rongga anak tekak (pharinx), pita suara (vokal cords),
dan anak tekak (uvula). Tenggorokan berfungsi untuk mengeluarkan udara
dari paru-paru, rongga tersebut dapat membuka atau menutup. Jika rongga tenggorokan
membuka akan membentuk bunyi vokal, sebaliknya jika rongga tenggorokan
menutup akan membentuk bunyi konsonan. Tentu saja, fungsi pita suara
sangat penting dalam menghasilkan bunyi. Uraian mengenai fungsi pita suara
dijelaskan di bawah ini.
·
Rongga Anak Tekak (Pharynx)
Rongga
anak tekak ada di antara pangkal tenggorokan dan rongga mulut dan rongga
hidung. Gunanya sebagai saluran udara yang akan bergetar bersama sama dengan
pita suara. Adapun bunyi yang dihasilkannya disebut bunyi faringal.
·
Pita suara (Vokal
Cords)
Bunyi yang dihasilkan
pita suara diatur oleh sistem otot aritenoid. Pita
suara bagian depan mengait pada tulang rawan tiroid. Adapun pita suara bagian
belakang mengait pada tulang rawan Aritenoid. Pita suara dapat membuka luas
atau menutup, fungsinya sebagai katup yang ngatur jalannya udara dari paru-paru
ketika melalui tenggorokan.
Akibat
membuka dan menutup pita suara, akan memunculkan rongga di antara pita suara
yang disebut glotis. Posisi glotis ada empat macam, yakni: membuka lebar,
membuka, menutup, dan menutup rapat. Proses bergetarnya pita suara tersebut
disebut proses fonasi. Proses teresebut dapat digambarkan sebagai
berikut.
·
Proses membuka-Nutupnya Glotis:
Posisi
Glotis akan mempengaruhi pola terbentuknya bunyi bahasa. Jika posisi glotis
membuka akan menghasilkan bunyi tak bersuara. Sebaliknya, jika posisi glotis
menutup akan menghasilkan bunyi bersuara. Di
bawah ini dijelaskan posisi pita suara ketika membentuk bunyi bahasa.
1) Posisi pita suara ketika bernafas : Ketika
bernafas, pita suara membuka lebar sehingga udara yang keluar dari paru-paru melalui
tenggorokan tidak ada yang menghalangi. Posisi pita suara seperti ini umumnya
menghasilkan bunyi vokal, bunyi [h p,t,s k].
2) Posisi pita suara bergetar : Jika pita
suara bergetar, bagian atasnya membuka sedikit sehingga membentuk bunyi [b,d,g,m,r].
Jika pita suara tidak bergetar, akan menghasilkan bunyi [p,t,c,k,f,h,s].
3) Posisi pita suara ketika ngengucapkan bunyi
glottal : Ketika ngucapkan konsonan glotal, pita suara menutup sehingga
bunyi yang melalui tenggorokanberhenti sejenak, dan menghasilkan bunyi hamzah [?].
4) Posisi pita suara ketika berbisik
: Posisi pita suara ketika berbisik, bagian bawahnya menutup sedikit,
udara yang keluarnya pun berkurang sehingga bunyi–bunyi bahasa tersebut tidak
jelas terdengarnya.
·
Langit-langit Lunak (Velum) dan Anak tekak (Uvula)
Langit-langit lunak (velum)
beserta bagian ujungnya yaitu anak tekak (uvula) dalam menghasilkan
bunyi bahasa, dapat turun atau naik. Ketika bernafas normal, langit-langit
lunak dan anak tekak tersebut turun, sehingga udara dapat leluasa melalui
hidung, termasuk ketika membentuk bunyi nasal. Ketika menghasilkan bunyi
nonnasal, langit-langit lunak dan anak tekak naik menutup rongga hidung. Bunyi
bahasa yang dihasilkan oleh langit-langit lunak disebut bunyi velar.
Adapun bunyi yang dihasilkan dengan hambatan anak tekak disebut bunyi
uvular.
·
Langit-langit Keras (Palatum)
Langit-langit keras
merupakan susunan tulang-belulang. Bagian depannya mulai dari langit-langit
cekung ka atas, kemudian diikuti oleh bagian belakang yang lunak. Menghasilkan
bunyi bahasa, langit-langit keras menjadi artikulator pasif. Adapun artikulator
aktifnya ialah ujung lidah dan tengah lidah. Bunyi yang dihasilkan
oleh langit-langit keras disebut bunyi palatal, sedangkan bunyi yang dihasilkan
oleh ujung lidah (apex) disebut bunyi apical. Bunyi yang dihasilkan oleh tengah
lidah (medium) disebut bunyi medial. Bunyi-bunyi tersebut
biasa digabungkan menjadi apikopalatal dan medio-palatal (Bloch & Trager,
1942:15).
·
Gusi (Alveolum)
Gusi
merupakan tempat tumbuhnya gigi. Gusi dapat disebut daerah kaki gigi. Dalam
membentuk bunyi bahasa, lidah merupakan titik artikulasi, sedangkan articulator
aktifnya ialah ujung lidah. Bunyi yang dihasilkan oleh gusi disebut bunyi
alveolar. Selain itu, gusi dapat bersama-sama dengan daun lidah (lamina)
membentuk bunyi bahasa, sehingga menghasilkan bunyi laminal. Gabungan kedua
bunyi tersebut disebut bunyi lamino-alveolar.
·
Gigi (Dentum)
Gigi
terbagi dua, yaitu gigi atas dan gigi bawah. Ketika membentuk bunyi bahasa,
gigi yang berperan penting yaitu gigi atas. Gigi atas biasanya bersama-sama
dengan bibir baeah atau ujung lidah. Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh gigi
atas dan gigi bawah disebut bunyi dental, bunyi bahasa yang dihasilkan oleh
gigi atas dan bibir bawah disebut labio-dental. Adapun bunyi bahasa yang
terbentuk oleh gigi atas dan ujung lidah disebut bunyi apiko-dental.
·
Bibir (labium)
Bibir dibagi menjadi dua bagian, yaitu
bibir atas dan bibir bawah. Ketika membentuk bunyi bahasa, bibir atas berfungsi
sebagai articulator pasif bersama-sama dengan bibir bawah yang menjadi
articulator aktif. Bunyi yang dihasilkan oleh dua bibir disebut bunyi bilabial
Komentar
Posting Komentar