Tugas 8 (Alat Ucap Pada Manusia)
Nama : Nur Elsha Arsyad
Nim : 1955041006
Kelas : B (PBSD)
Nim : 1955041006
Kelas : B (PBSD)
Perubahan Alat Ucap Pada Manusia
Proses Terjadinya Bunyi Dan Alat Ucap
Seperti
yang sudah disebutkan, bahwa fonetik (artikulatoris) mengkaji cara membentuk
bunyi-bunyi bahasa. Adapun sumber kakuatan utama untuk membentuk bunyi bahasa
yaitu udara yang keluar dari paru-paru. Udara tersebut dihisap ke dalam
paru-paru, kemudian dikeluarkan ketika bernafas. Ketika udara keluar dari
paru-paru melalui tenggorokan, ada yang mendapat hambatan ada yang tidak
mendapat hambatan.
Ø
Proses membentuk dan mengucapkan
bunyi berlangsung dalam suatu kontinuum. Menurut analisis bunyi fungsional,
arus bunyi yang kontinuum tersebut bisa dikategorisasikan berdasarkan segmen
tertentu. Walaupun demikian, ada pula bunyi yang tidak dapat dikategorisasikan
menjadi segmen-segmen tertentu yang disebut bunyi suprasegmental. Oleh sebab
itu, bunyi bahasa dapat dibagi menjadi :
1. Bunyi segmental dan
2. Bunyi suprasegmental.
Ø
Proses terbentuknya bunyi bahasa
secara garis besarnya terbagi atas 4 macam, yakni:
1. Proses keluarnya bunyi dari paru-paru,
2. Proses fonasi, yaitu lewatnya bunyi dalam
tenggorokan,
3. Proses artikulasi yaitu proses terbentuknya bunyi
oleh artikulator dan,
4. Proses oro-nasal, proses keluarnya bunyi melalui
mulut atau hidung (ladefoged, 1973: 2-3).
Terjadinya Bunyi:
-
Sumber energi utama terjadinya bunyi bunyi bahasa adalah adanya udara dari
paru-paru.
-Udara
dihirup ke dalam paru-paru kemudian dihembuskan keluar bersama-sama waktu
sedang bernapas.
-Udara
yang dihembuskan (atau dihirup untuk sebagaian kecil bunyi bahasa) mendapat
hambatan di berbagai tempat alat-alat bicara dengan berbagai cara sehingga
terjadi bunyi bahasa.
-Tempat
atau alat bicara yang dilewati diantaranya batang tenggorok, pangkal tenggorok,
kerongkongan, rongga mulut, rongga hidung.
-Pada
waktu udara mengalir keluar pita suara harus dalam keadaan terbuka.
-Jika
udara tidak mengalami hambatan pada alat bicara, bunyi bahasa tidak akan
terjadi.
-Syarat
terjadinya bunyi bahasa secara garis besar.
v
Alat ucap :
1. Paru-paru (Lungs)
2. Batang tenggorok (Trachea)
3. Pangkal tenggorok (Larynx)
4. Pita-pita suara (Vocal cords)
5. Krikoid (Cricoid)
6. Tiroid (Thyroid/lekum)
7. Aritenoid (Arythenoids)
8. Dinding rongga kerongkongan (Wall of pharynx)
9. Epiglotis (Epiglottis)
10. Akar lidah (Root of the tongue)
11. Punggung lidah/ pangkal lidah (Dorsum)
12. Tengah lidah (Medium)
13. Daun lidah (Lamina)
14. Ujung lidah (Apex)
15. Anak tekak (Uvula)
16. Langit-langit lunak (Velum)
17. Langit-langit keras (Palatum)
18. Gusi dalam/ ceruk gigi (Alveolae)
19. Gigi atas (Denta)
20. Gigi bawah (Denta)
21. Bibir atas (Labia)
22. Bibir bawah (Labia)
23. Mulut
24. Rongga mulut (Oral cavity)
25. Rongga hidung (Nasal cavity)
ü
Paru-paru (Lungs)
Paru-paru
berfungsi untuk bernafas. Bernafas terdiri atas dua proses, yakni: (1) Proses
menghisap udara ke paru-paru, yang berupa oksigen (O2); dan (2) Proses
mengeluarkan udara dari paru-paru, yang berupa karbondioksida (CO2).
Selama hidup, manusia senantiasa
menghisap dan mengeluarkan uadara. Dengan demikian, paru-paru berfungsi untuk
mengeluarkan udara yang menjadi sumber terbentuk bunyi bahasa (Pike, 1974).
ü
Pangkal Tenggorokan (Larynx)
Pangkal
tenggorokan adalah rongga di ujung saluran pernapasan. Pangkal tenggorokan ini
terdiri atas empat komponen, yakni: (1) tulang rawan krikoid, (2) tulang rawan
Aritenoid, (3) sepasang pita suara, dan (4) tulang rawan tiroid (Malmberg,
1963:22).
Tenggorokan (larynx), rongga anak
tekak (pharinx), pita suara (vokal cords), dan anak tekak (uvula). Tenggorokan
berfungsi untuk mengeluarkan udara dari paru-paru, rongga tersebut dapat
membuka atau menutup. Jika rongga tenggorokan membuka akan membentuk bunyi
vokal, sebaliknya jika rongga tenggorokan menutup akan membentuk bunyi
konsonan. Tentu saja, fungsi pita suara sangat penting dalam menghasilkan
bunyi. Uraian mengenai fungsi pita suara dijelaskan di bawah ini.
ü
Rongga Anak Tekak (Pharynx)
Rongga
anak tekak ada di antara pangkal tenggorokan dan rongga mulut dan rongga
hidung. Gunanya sebagai saluran udara yang akan bergetar bersama sama dengan
pita suara. Adapun bunyi yang dihasilkannya disebut bunyi faringal.
ü
Pita suara (Vokal Cords)
Bunyi
yang dihasilkan pita suara diatur oleh sistem otot aritenoid. Pita suara bagian
depan mengait pada tulang rawan tiroid. Adapun pita suara bagian belakang
mengait pada tulang rawan Aritenoid. Pita suara dapat membuka luas atau
menutup, fungsinya sebagai katup yang ngatur jalannya udara dari paru-paru
ketika melalui tenggorokan.
Akibat membuka dan menutup pita
suara, akan memunculkan rongga di antara pita suara yang disebut glotis. Posisi
glotis ada empat macam, yakni: membuka lebar, membuka, menutup, dan menutup
rapat. Proses bergetarnya pita suara tersebut disebut proses fonasi. Proses
teresebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Ø Proses membuka-Nutupnya
Glotis:
Posisi Glotis akan mempengaruhi pola
terbentuknya bunyi bahasa. Jika posisi glotis membuka akan menghasilkan bunyi
tak bersuara. Sebaliknya, jika posisi glotis menutup akan menghasilkan bunyi
bersuara. Di bawah ini dijelaskan posisi pita suara ketika membentuk bunyi
bahasa.
1) Posisi pita
suara ketika bernafas : Ketika bernafas, pita suara membuka lebar sehingga
udara yang keluar dari paru-paru melalui tenggorokan tidak ada yang
menghalangi. Posisi pita suara seperti ini umumnya menghasilkan bunyi vokal,
bunyi [h p,t,s k].
2) Posisi pita
suara bergetar : Jika pita suara bergetar, bagian atasnya membuka sedikit
sehingga membentuk bunyi [b,d,g,m,r]. Jika pita suara tidak bergetar, akan
menghasilkan bunyi [p,t,c,k,f,h,s].
3) Posisi pita
suara ketika ngengucapkan bunyi glottal : Ketika ngucapkan konsonan glotal,
pita suara menutup sehingga bunyi yang melalui tenggorokanberhenti sejenak, dan
menghasilkan bunyi hamzah [?].
4) Posisi pita
suara ketika berbisik : Posisi pita suara ketika berbisik, bagian bawahnya
menutup sedikit, udara yang keluarnya pun berkurang sehingga bunyi–bunyi bahasa
tersebut tidak jelas terdengarnya.
ü
Langit-langit Lunak (Velum) dan Anak
tekak (Uvula)
Langit-langit
lunak (velum) beserta bagian ujungnya yaitu anak tekak (uvula) dalam
menghasilkan bunyi bahasa, dapat turun atau naik. Ketika bernafas normal,
langit-langit lunak dan anak tekak tersebut turun, sehingga udara dapat leluasa
melalui hidung, termasuk ketika membentuk bunyi nasal. Ketika menghasilkan
bunyi nonnasal, langit-langit lunak dan anak tekak naik menutup rongga hidung.
Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh langit-langit lunak disebut bunyi velar.
Adapun bunyi yang dihasilkan dengan hambatan anak tekak disebut bunyi uvular.
ü
Langit-langit Keras (Palatum)
Langit-langit
keras merupakan susunan tulang-belulang. Bagian depannya mulai dari
langit-langit cekung ka atas, kemudian diikuti oleh bagian belakang yang lunak.
Menghasilkan bunyi bahasa, langit-langit keras menjadi artikulator pasif.
Adapun artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan tengah lidah. Bunyi
yang dihasilkan oleh langit-langit keras disebut bunyi palatal, sedangkan bunyi
yang dihasilkan oleh ujung lidah (apex) disebut bunyi apical. Bunyi yang
dihasilkan oleh tengah lidah (medium) disebut bunyi medial. Bunyi-bunyi
tersebut biasa digabungkan menjadi apikopalatal dan medio-palatal (Bloch &
Trager, 1942:15).
ü
Gusi (Alveolum)
Gusi
merupakan tempat tumbuhnya gigi. Gusi dapat disebut daerah kaki gigi. Dalam
membentuk bunyi bahasa, lidah merupakan titik artikulasi, sedangkan articulator
aktifnya ialah ujung lidah. Bunyi yang dihasilkan oleh gusi disebut bunyi
alveolar. Selain itu, gusi dapat bersama-sama dengan daun lidah (lamina)
membentuk bunyi bahasa, sehingga menghasilkan bunyi laminal. Gabungan kedua
bunyi tersebut disebut bunyi lamino-alveolar.
ü
Gigi (Dentum)
Gigi
terbagi dua, yaitu gigi atas dan gigi bawah. Ketika membentuk bunyi bahasa,
gigi yang berperan penting yaitu gigi atas. Gigi atas biasanya bersama-sama
dengan bibir baeah atau ujung lidah. Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh gigi
atas dan gigi bawah disebut bunyi dental, bunyi bahasa yang dihasilkan oleh
gigi atas dan bibir bawah disebut labio-dental. Adapun bunyi bahasa yang
terbentuk oleh gigi atas dan ujung lidah disebut bunyi apiko-dental.
ü
Bibir (Labium)
Bibir
dibagi menjadi dua bagian, yaitu bibir atas dan bibir bawah. Ketika membentuk
bunyi bahasa, bibir atas berfungsi sebagai articulator pasif bersama-sama
dengan bibir bawah yang menjadi articulator aktif. Bunyi yang dihasilkan oleh
dua bibir disebut bunyi bilabial.
Komentar
Posting Komentar